Kamis, 27 September 2018

"JANGAN AJARI ANAKMU DURHAKA KEPADAMU, JIKA INGIN ANAKMU SETIA BERBAKTI KEPADAMU"


ISTILAH PEPATAH MENGATAKAN :
" كما تدين تدان"
*SEBAGAIMANA KAMU MELAKUKAN, DEMIKIAN KAMU AKAN DIBALAS.*

==========================================

Seorang anak belia, menelepon Abinya yang tinggal pisah Rumah dgn nya dan umminya. (Cerai hidup).
Pagi itu, umminya sakit dan tidak bisa mengantar Anaknya kesekolah seperti biasanya.

Jarak sekolahnya jauh Dari rumahnya, dan si anak bertubuh lemah.

Pagi itu jam 6:00 si anak menelepon abinya:

Anak: "Abi, antarkan aku sekolah."

Abah: "ummimu kemana?"

Anak: "ummi sakit bi, tidak bisa mengantarkan            aku ke sekolah, Kali ini abi saja yaa yg antarkan aku ke sekolah yaaa. "

Abah: "Abi tidak bisa nak, abi nanti terlambat Ke kantor. Kamu naik Angkot saja atau ojek".

Anak: "Abi..! , uang ummi tidak cukup, ummi sakit, kami pun belum makan pagi, tak ada apa apa di rumah, kalau aku pakai untuk ongkos, kasian ummi sakit belum makan, juga adik2 nanti makan apa bii?"

Abah: "ya sudah, kamu jalan kaki saja ke sekolah, abi juga dulu ke sekolah jalan kaki.
Kamu anak laki laki harus kuat."

Anak: "ya Sudahlah, terimakasih abi." bernada lemas dan kecewa..

Si anak mengakhiri teleponnya dengan abinya.
Dihapusnya air mata di sudut matanya, lalu berbalik masuk kamar, ketika umminya menatap wajahnya, dia tersenyum.

Ummi: "apa kata abimu nak?"

Anak: "kata abi: " iya". , abi Kali ini yang antar aku kesekolah."

Ummi: " baguslah nak, sekolahmu jauh, kamu akan kelelahan kalau harus berjalan kaki.
Doakan ummi lekas sembuh ya, biar besok ummi bisa antar kamu kesekolah."

Anak:" iya ummi, ummi tenang saja, abi yg antar, abi bilang aku tunggu di depan gang supaya cepat mii."

Ummi:" berangkatlah nak, belajar yg rajin yg semangat".

Anak: "iya mii"

Tahun berganti tahun, kenangan itu tertanam dalam ingatan si anak.
Dia sekolah sampai pasca sarjana dengan biaya beasiswa.
Setelah lulus dia bekerja di sebuah perusahaan dengan gaji yang besar.
Dengan penghasilannya, dia membiayai hidup ibunya, membantu menyekolahkan adik-adiknya sampai sarjana.

Suatu hari, saat di kantor abinya telepon.

Anak: "ada apa abi?"

Abah: "nak, abi sakit, tidak ada yang membantu mengantarkan abi ke rumah sakit"

Anak: "memang istri abi kemana?"

Abah: "sudah pergi nak sejak abi sakit-sakitan."

Anak: "abi, aku sedang kerja, abi kerumah sakit pakai taxi saja."

Abah: "kenapa kamu begitu? Siapa yg akan urus pendaftran di RS dan lain2? Apakah supir taxi? Kamu anak abi, masak orangtua sakit kamu tidak Mau bantu mengurus?"

Anak: "abi, bukankah abi yang mengajarkan aku, mengurus diri sendiri? Bukankah abi yang mengajarkan aku bahwa pekerjaan lebih penting dari pada istri sakit dan anak ?"

Abi..! , aku masih ingat, suatu pagi aku menelpon abi minta antarkan ke sekolahku,waktu itu umi sakit, ummi yg selalu antarkan kami anak2nya..yang mengurus kami seorang diri, namun abi katakan aku pergi jalan kaki saja, tubuhku lemah, sekolahku jauh, namun abi katakan anak laki-laki harus kuat, dan abi katakan abipun pun dulu berjalan kaki ke sekolah, maka aku belajar bahwa krn abi lakukan demikian maka aku pun harus lakukan hal yg sama..saat aku sakitpun hanya ummi yang ada mengurusku, saat aku membutuhkan abi, aku ingat kata-kata abi:  "anak laki-laki harus kuat."

Abi tau?! Hari itu pertama kali aku berbohong kepada ummi, aku katakan iya abi yang akan antarkan aku kesekolah, dan meminta aku menunggu di depan gang.
Tp abi tau? Aku jalan kaki seperti yg abi suruh, di tengah jalan ummi menyusul dgn sepeda, ummi bisa tau aku berbohong, dengan tubuh sakitnya ummi mengayuh sepeda mengantarkan aku ke sekolah.

Abi mengajarkan aku pekerjaan adalah yg utama, abi mengajarkan aku kalau abi saja bisa,maka walau tubuhku lemah aku harus bisa.
Kalau abi bisa ajarkan itu, maka abi pun harus bisa.

Si abah terdiam..sepi di seberang telepon.
Baru disadarinya betapa dalam luka yang di torehkannya dan membekas di hati Anaknya.

Anak adalah didikan orangtua
Bgmn kita bersikap, memperlakukan mereka kita sama. saja  sedang mengajarkan mereka bgmn memperlakukan kita kelak ketika kita tua dan renta.

Si anak Dosa?
Iya, dengan ketidak fahamnya....
Si anak durhaka?
Mungkin karna luka yang ada dihatinya....

Yang jelas abinya yg membuat Anaknya demikian.
Dan kelak orangtua diminta pertanggung jwbnnya masing2 dihadapan Allah Azza fi ulaah, Si Empunya Anugerah yg di titipkan kepada masing2 manusia.

Menjadi orangtua bukan krn menanamkan benih atau karena melahirkan.

Menjadi orangtua, karena mengasuh, mendidik, menyayangi, memberikan waktu n perhatian, mengayomi, mencurahkan perhatian dan kasih sayang.

Menjadi orangtua adalah tanggung jawab yang nanti akan dimintai pertanggung jawabannya..

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

" أَلا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ " رواه البخاري ( 7138 ) ومسلم ( 1829 )

" Tidakkah kalian itu seorang pemimpin, dan setiap kalian dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinan kalian?, maka seorang pemimpin yang mengurusi urusan manusia, dimintai pertanggung jawabannya. Dan seorang suami memimpin keluarganya, dan dia dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya. Seorang Istri juga pemimpin yang mengawasi rumah suaminya dan anak anaknya, dan dia juga dimintai tanggung jawab tentang  nya. Budak juga menjaga harta tuannya, dan dia bakal dimintai tanggung jawabnya. Tidakkah kalian itu pemimpin, yang akan dimintai tanggung jawab atas kepemimpinannya? "

Hadist riwayat: Al-Bukhori dan Muslim.

Sadarlah wahai para bapak yang sibuk sepanjang waktu...!!

Tanggung jawabmu terhadap anakmu lebih besar ketimbang pekerjaanmu yang semata duniawi saja.

*Sang_Faqier*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar