Kamis, 27 September 2018

Kenapa menghafal Al Quran?, karena....


✋🏻كلّ الناس سواسية

Semua manusia sama
✋🏻 فى مقامٍ واحد يوم القيامة
✋ Derajatnya sama di hari Kiamat
👌🏻إلا حافظ القرآن
👌 Kecuali hafidz Alquran
👌🏻مع الملائكة..!
👌 Bersama para malaikat..!
👌🏻مع السفرة، الكرام، البررة
👌 Bersama para malaikat yang mulia dan baik
✋🏻كل النّاس يفرّون
✋ Semua manusia berlari..
✋🏻من بعضهم يوم القيامة!
✋ Satu sama lain di hari Kiamat!
👌🏻إلا حافظ القرآن
👌 Kecuali hafidz Alquran
👌🏻يبحث عن والديه ؛
👌 Ia mencari kedua orang tuanya
👌🏻ليلبسهم تاج الوقار 👑
👌 Untuk dikenakan mahkota kehormatan 👑

✋🏻تعبك مع القرآن في حفظه وتجويده حتى وإن لم تظهر آثاره عند معلمك ومعلمتك
✋ Lelahmu bersama Alquran saat menghapalnya, memperbaiki bacaan untuknya, walaupun tidak ada apresiasi dari gurumu
☝🏻حقه محفوظ عند الله
✋ Adalah hak yang terpelihara di sisi Allah

✋🏻لا يكتفى القرآن بإيصالك للجنة
بل لايزال معك فيها تقرأوه حتى تصل لأعلى درجاتها

(اقرأ، وارتَقِ، ورتِّل)
✋ Tidak cukup Alquran hanya mengantarkanmu ke surga
Namun ia selalu bersamamu sampai ke derajat tertinggi
(Bacalah, naiklah, tartillah)
  ‏✋🏻لو علم المقصر مع القرآن
ما الذي ينتظره من نعيم حين يشرع في التلاوة ماتردد والله لحظة ..!!
✋ Andai pemalas tahu apa yang menunggunya yang berupa kenikmatan dikala membacanya, demi Allah, ia tidak akan ragu sekejap pun.
✋🏻القرآن ضد كل أوجاع الحياة ..
✋ Alquran melawan semua keperihan hidup.
"القرآن"
👌🏻يروى روحك ويُلملم شتآت قلبك
✋ Alquran menghilangkan dahaga rohanimu dan menyatukan serpihan-serpihan hatimu
‏✋🏻لا مجلس يجارى نعيم الحلقات والتلاوات الشجية تترنم حولك بروحانية ..
ولا حب يناوش مودة أهل القرآن
✋ Tak ada majlis seindah halaqah Alquran, tilawah yang merdu, yang berdengung di sekitarmu oleh ruhnya
Dan tiada cinta sebanding dengan cintanya ahlul quran.
☝🏻اللهم ارزقنا حفظ كتابك
☝ Allah, karuniakan kami membaca dan menghapal kitab-Mu
☝🏻والعمل به وتدبر اياته
☝ Mengamalkannya dan mentadabburi ayat-ayatnya
☝🏻على الوجه الذي يرضيك عنا
☝Sesuai dengan apa yang Kau ridhai
☝🏻 واجعله جليسنا وانيسنا
☝Jadikan ia sebagai teman dekat dan kekasih kami
☝🏻وارزقنا اخلاص النيه
☝ Karuniakan kami keikhlasan niat
☝🏻وارزق ذريتنا حفظه
☝ Karuniakan keturunan kami menghapalnya
☝🏻 وقر اعيننا واجعلنا ممن يلَبسون
☝ Jadikan ia sebagai kebahagiaan kami dan jadikan kami termasuk yang mengenakan mahkota
☝🏻ويُلبسون تاج الوقار برحمتك يالله
☝ Mahkota kehormatan dengan rahmat-Mu, ya Allah

👇🏻👇🏻👇🏻
‏*القرآن القرآن القرآن
👌🏻قال ابن قدامة رحمه الله :
" ويُكره أن يؤخر ختمة القرآن أكثر من أربعين يوما ؛  "
👌 Alquran Alquran Alquran
Ibnu Qudamah berkata, "Ia tidak suka mengkhatamkannya lebih dari 40 hari."
👌🏻وقال القرطبي رحمه الله :
" والأربعين مدة الضعفاء وأولي الأشغال "
👌 Alqurthubi berkata, "40 hari adalah masanya orang-orang lemah dan sibuk."
👌🏻كم من شهور وأربعينات تنقضي ؟ ترتجف لها القلوب لو عقلناها !
👌 Betapa banyak bulan-bulan berlalu dan sirna? (Tanpa Alquran) Andai kita mengerti, pasti hati gemetar!

👌🏻من بركة القرآن
أن الله تعالى يبارك في عقل قارئه وحافظه . .
👌 Diantara keberkahan Alquran bahwa Allah berkahi akal orang yang membaca dan menghapalnya.
* فعن عبد الملك بن عمير :
' ( كان يقال إن أبقى الناس عقولا قراء القرآن ) ،
Dari Abdul Malik bin Umair, "Dikatakan bahwa orang yang paling bertahan akalnya adalah para pembaca Alquran."
- وفي رواية :
' ( أنقى الناس عقولا قراء القرآن ) '
Riawayat lain, "Orang paling bersih akalnya adalah pembaca Alquran.'
👌🏻وقال القرطبي رحمه الله :
من قرأ القرآن مُتّع بعقله وإن بلغ مئة !
👌Qurthubi berkata, "Siapa membaca Alquran ia akan menikmati akalnya walau umurnya sampai 100 (tahun)."
👌🏻وقد أوصى الإمام إبراهيم : المقدسي تلميذه عباس بن عبد الدايم - رحمهم الله :
( أكثر من قراءة القرآن ولا تتركه ، فإنه يتيسر لك الذي تطلبه  على قدر ما تقرأ ) ؛
👌 Imam Ibrahim Almaqdisi menasihati muridnya, Abbas bin Addayim, "Perbanyaklah membaca Alquran dan jangan tinggalkan. Sesungguhnya apa yang kamu minta akan menjadi mudah sebatas apa yang kamu  baca."
👌🏻وقال ابن الصلاح رحمه الله :
- ورد أن الملائكة لم يعطوا فضيلة قراءة القرآن ، ولذلك هم حريصون على استماعه من الإنس !
👌Ibnu Shalah berkata, "Diriwayatkan bahwa malaikat tidaklah dikaruniai kemuliaan membaca Alquran. Makanya mereka sangat ingin selalu mendengarnya dari manusia."
👌🏻وقال أبو الزناد :
' ( كنت أخرج من السّحَر  إلى مسجد رسول الله صلى الله عليه وسلم فلا أمر ببيت إلا وفيه قارئ ) ؛
👌Abu Zunad berkata, "Di waktu sahur aku keluar menuju masjid Rasulullah saw, dan aku tidak melewati rumah kecuali disana ada yang sedang membaca Alquran."

👌🏻وقال شيخ الإسلام رحمه الله :
( ما رأيت شيئا يغذّي العقل والروح ويحفظ الجسم ويضمن السعادة أكثر من إدامة النظر في كتاب الله تعالى ) ؛
👌 Syaikhul Islam berkata, "Aku tidak melihat sesuatu yang memberi asupan kepada akal, menjaga fisik, dan memberi kebahagiaan lebih banyak ketimbang berlama-lama memandangi Alquran."
👌🏻فتعلق بالقرآن أخي الحبيب تجد البركة . .
- قال الله تعالى في محكم التنزيل :
" كتاب أنزلناه إليك مبارك  ليدبروا آياته "
👌 Maka kuatkan hubungan dengan Alquran saudaraku niacaya kamu akan mendapat keberkahan.
Allah berfirman, "Kitab yang kami turunkan yang penuh berkah agar kalian tadabburi ayat-ayatnya.
👌🏻وكان بعض المفسرين يقول :
- ( اشتغلنا بالقرآن فغمرتنا البركات والخيرات في الدنيا ) ؛
👌 Seorang mufassir berkata, "Kami sibuk dengan Alquran maka kami mendapatkan limpahan keberkahan dan kebaikan di dunia."

👌 Yang mengajak kepada kebaikan seperti yang melakukannya.

*Barangkali ada orang yang menjadi rajin membaca Alquran karenamu, maka anda akan mendapatkan pahala karenanya, tanpa mengurangi pahalanya*  🙏

"JANGAN AJARI ANAKMU DURHAKA KEPADAMU, JIKA INGIN ANAKMU SETIA BERBAKTI KEPADAMU"


ISTILAH PEPATAH MENGATAKAN :
" كما تدين تدان"
*SEBAGAIMANA KAMU MELAKUKAN, DEMIKIAN KAMU AKAN DIBALAS.*

==========================================

Seorang anak belia, menelepon Abinya yang tinggal pisah Rumah dgn nya dan umminya. (Cerai hidup).
Pagi itu, umminya sakit dan tidak bisa mengantar Anaknya kesekolah seperti biasanya.

Jarak sekolahnya jauh Dari rumahnya, dan si anak bertubuh lemah.

Pagi itu jam 6:00 si anak menelepon abinya:

Anak: "Abi, antarkan aku sekolah."

Abah: "ummimu kemana?"

Anak: "ummi sakit bi, tidak bisa mengantarkan            aku ke sekolah, Kali ini abi saja yaa yg antarkan aku ke sekolah yaaa. "

Abah: "Abi tidak bisa nak, abi nanti terlambat Ke kantor. Kamu naik Angkot saja atau ojek".

Anak: "Abi..! , uang ummi tidak cukup, ummi sakit, kami pun belum makan pagi, tak ada apa apa di rumah, kalau aku pakai untuk ongkos, kasian ummi sakit belum makan, juga adik2 nanti makan apa bii?"

Abah: "ya sudah, kamu jalan kaki saja ke sekolah, abi juga dulu ke sekolah jalan kaki.
Kamu anak laki laki harus kuat."

Anak: "ya Sudahlah, terimakasih abi." bernada lemas dan kecewa..

Si anak mengakhiri teleponnya dengan abinya.
Dihapusnya air mata di sudut matanya, lalu berbalik masuk kamar, ketika umminya menatap wajahnya, dia tersenyum.

Ummi: "apa kata abimu nak?"

Anak: "kata abi: " iya". , abi Kali ini yang antar aku kesekolah."

Ummi: " baguslah nak, sekolahmu jauh, kamu akan kelelahan kalau harus berjalan kaki.
Doakan ummi lekas sembuh ya, biar besok ummi bisa antar kamu kesekolah."

Anak:" iya ummi, ummi tenang saja, abi yg antar, abi bilang aku tunggu di depan gang supaya cepat mii."

Ummi:" berangkatlah nak, belajar yg rajin yg semangat".

Anak: "iya mii"

Tahun berganti tahun, kenangan itu tertanam dalam ingatan si anak.
Dia sekolah sampai pasca sarjana dengan biaya beasiswa.
Setelah lulus dia bekerja di sebuah perusahaan dengan gaji yang besar.
Dengan penghasilannya, dia membiayai hidup ibunya, membantu menyekolahkan adik-adiknya sampai sarjana.

Suatu hari, saat di kantor abinya telepon.

Anak: "ada apa abi?"

Abah: "nak, abi sakit, tidak ada yang membantu mengantarkan abi ke rumah sakit"

Anak: "memang istri abi kemana?"

Abah: "sudah pergi nak sejak abi sakit-sakitan."

Anak: "abi, aku sedang kerja, abi kerumah sakit pakai taxi saja."

Abah: "kenapa kamu begitu? Siapa yg akan urus pendaftran di RS dan lain2? Apakah supir taxi? Kamu anak abi, masak orangtua sakit kamu tidak Mau bantu mengurus?"

Anak: "abi, bukankah abi yang mengajarkan aku, mengurus diri sendiri? Bukankah abi yang mengajarkan aku bahwa pekerjaan lebih penting dari pada istri sakit dan anak ?"

Abi..! , aku masih ingat, suatu pagi aku menelpon abi minta antarkan ke sekolahku,waktu itu umi sakit, ummi yg selalu antarkan kami anak2nya..yang mengurus kami seorang diri, namun abi katakan aku pergi jalan kaki saja, tubuhku lemah, sekolahku jauh, namun abi katakan anak laki-laki harus kuat, dan abi katakan abipun pun dulu berjalan kaki ke sekolah, maka aku belajar bahwa krn abi lakukan demikian maka aku pun harus lakukan hal yg sama..saat aku sakitpun hanya ummi yang ada mengurusku, saat aku membutuhkan abi, aku ingat kata-kata abi:  "anak laki-laki harus kuat."

Abi tau?! Hari itu pertama kali aku berbohong kepada ummi, aku katakan iya abi yang akan antarkan aku kesekolah, dan meminta aku menunggu di depan gang.
Tp abi tau? Aku jalan kaki seperti yg abi suruh, di tengah jalan ummi menyusul dgn sepeda, ummi bisa tau aku berbohong, dengan tubuh sakitnya ummi mengayuh sepeda mengantarkan aku ke sekolah.

Abi mengajarkan aku pekerjaan adalah yg utama, abi mengajarkan aku kalau abi saja bisa,maka walau tubuhku lemah aku harus bisa.
Kalau abi bisa ajarkan itu, maka abi pun harus bisa.

Si abah terdiam..sepi di seberang telepon.
Baru disadarinya betapa dalam luka yang di torehkannya dan membekas di hati Anaknya.

Anak adalah didikan orangtua
Bgmn kita bersikap, memperlakukan mereka kita sama. saja  sedang mengajarkan mereka bgmn memperlakukan kita kelak ketika kita tua dan renta.

Si anak Dosa?
Iya, dengan ketidak fahamnya....
Si anak durhaka?
Mungkin karna luka yang ada dihatinya....

Yang jelas abinya yg membuat Anaknya demikian.
Dan kelak orangtua diminta pertanggung jwbnnya masing2 dihadapan Allah Azza fi ulaah, Si Empunya Anugerah yg di titipkan kepada masing2 manusia.

Menjadi orangtua bukan krn menanamkan benih atau karena melahirkan.

Menjadi orangtua, karena mengasuh, mendidik, menyayangi, memberikan waktu n perhatian, mengayomi, mencurahkan perhatian dan kasih sayang.

Menjadi orangtua adalah tanggung jawab yang nanti akan dimintai pertanggung jawabannya..

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

" أَلا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ " رواه البخاري ( 7138 ) ومسلم ( 1829 )

" Tidakkah kalian itu seorang pemimpin, dan setiap kalian dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinan kalian?, maka seorang pemimpin yang mengurusi urusan manusia, dimintai pertanggung jawabannya. Dan seorang suami memimpin keluarganya, dan dia dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya. Seorang Istri juga pemimpin yang mengawasi rumah suaminya dan anak anaknya, dan dia juga dimintai tanggung jawab tentang  nya. Budak juga menjaga harta tuannya, dan dia bakal dimintai tanggung jawabnya. Tidakkah kalian itu pemimpin, yang akan dimintai tanggung jawab atas kepemimpinannya? "

Hadist riwayat: Al-Bukhori dan Muslim.

Sadarlah wahai para bapak yang sibuk sepanjang waktu...!!

Tanggung jawabmu terhadap anakmu lebih besar ketimbang pekerjaanmu yang semata duniawi saja.

*Sang_Faqier*

Renungan

Bagus untuk d baca, renungan buat diri kita

Tulisan Yockie Suryo Prayogo (musisi legendaris Indonesia) di FB tgl. 1 November 2017 (sebelum meninggal dunia Senin tgl 5 Februari 2018 )_

Boleh jadi *keterlambatanmu* dari suatu perjalanan adalah *keselamatanmu*

Boleh jadi *tertundanya pernikahanmu* adalah suatu *keberkahan*

Boleh jadi *dipecatnya* engkau dari pekerjaan adalah suatu *maslahat*

Boleh jadi sampai sekarang engkau *belum dikarunia anak* itu adalah *kebaikan dalam hidupmu*.

Boleh jadi engkau *membenci sesuatu* tapi ternyata itu *baik untukmu*, karena *Allah Maha Mengetahui* Sedangkan engkau tidak mengetahui.

Sebab itu, *jangan engkau merasa gundah* terhadap segala sesuatu yang terjadi padamu, karena *semuanya sudah atas izin Allah*

Jangan *banyak mengeluh* karena hanya akan *menambah kegelisahan*.

*Perbanyaklah bersyukur,  Alhamdulillah*,  itu yang akan *mendatangkan kebahagiaan.*
*Terus ucap alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah*, sampai engkau tak mampu lagi mengucapkannya.

*Selama kita masih bisa tidur tanpa obat tidur, kita masih bisa bangun tidur hanya dengan satu bunyi suara, kita terbangun tanpa melihat adanya alat-alat medis yang menempel di tubuh kita, itu pertanda bahwa kita hidup sejahtera.*

*Alhamdulillah,* *Alhamdulillah,* *Alhamdulillah,* ucapkan sampai engkau tak mampu lagi mengucapkannya.

*Jangan selalu melihat ke belakang karena disana ada masa lalu yang menghantuimu.*

*Jangan selalu melihat ke depan karena terkadang ada masa depan yang membuatmu gelisah.*

*Namun lihatlah ke atas karena di sana ada Allah yang membuatmu bahagia.*

Tidak harus banyak teman agar engkau menjadi populer, *singa sang raja hutan lebih sering berjalan sendirian.* Tapi kawanan domba selalu bergerombol.

*Jari-jari juga demikian; kelingking, jari manis, jari tengah, jari telunjuk, semuanya berjajar bersampingan kecuali jari jempol dia yang paling jauh diantara keempat itu.*

Namun perhatikan engkau akan terkejut kalau semua jari-jari itu *tidak akan bisa berfungsi dengan baik tanpa adanya jempol yang sendiri*, yang jauh dari mereka.

Karena itu, sebenarnya yang diperhitungkan *bukanlah jumlah teman yang ada di sekelilingmu* akan tetapi banyaknya *cinta dan manfaat* yang ada di sekitarmu, sekalipun engkau jauh dari mereka.

Menyibukkan diri dalam pekerjaan akan menyelamatkan dirimu dari tiga masalah; yaitu *kebosanan, kehinaan, dan kemiskinan*

Aku tidak pernah mengetahui adanya rumus kesuksesan, tapi aku menyadari bahwa *rumus kegagalan adalah sikap "asal semua orang  "*

*Teman itu seperti anak tangga*, boleh jadi ia *membawamu ke atas* atau ternyata sebaliknya *membawamu ke bawah*, maka *hati-hatilah anak tangga mana yang sedang engkau lalui.*

Hidup ini akan terus berlanjut baik itu engkau tertawa ataupun menangis, karena itu jangan jadikan hidupmu penuh kesedihan yang tidak bermanfaat sama sekali.

*Berlapang dadalah*, *maafkanlah*, dan *serahkan urusan manusia kepada Tuhan*, karena engkau, mereka, dan kita semua, semuanya *akan berpulang kepadaNya.*

*Jangan tinggalkan sholatmu sekali pun*. Karena di sana, jutaan manusia yang berada di bawah tanah, sedang berharap sekiranya mereka diperbolehkan kembali hidup mereka akan bersujud kepada Allah SWT walau sekali sujud.

*Jangan selalu bersandar pada cinta, karena itu jarang terjadi.*

*Jangan bersandar kepada manusia karena ia akan pergi*.

*Tapi bersandarlah kepada Allah SWT, Tuhan YME, karena Dialah yang menentukan segala sesuatu.*

*Subhanallah wa bihamdihi subhanallah hiladzim.*

http://m.tribunnews.com/seleb/2018/02/05/status-terakhir-yockie-suryo-prayogo-kita-semua-akan-berpulang-kepadanya?page=2
#

Kamis, 13 September 2018

RENUNGAN DHUHA

*السﻻم عليكم ورحمة الله وبر كاته*

*بسم الله الر حمن الرحيم*

*"Sedekat dekatnya hamba dengan Tuhannya adalah ketika ia bersujud, maka perbanyaklah doa"* (HR Muslim).

       *"Tindakan ritual bersujud sejatinya betul-betul merupakan puncak penghapusan diri. Posisi yang simbolik bagaimana kepala kita, tempat akal, yang sering diagung-agungkan itu, justru ditempatkan paling bawah, lebih bawah dari letak hati, komponen dalam diri manusia yang dapat mengenal petunjuk Allah Ta'ala."*

*"Sujud adalah puncak kehambaan seseorang. Sujud adalah konsep merendahkan diri, memuji Allah, dan meminta segala macam permintaan kepada Allah Azza wa Jalla. Sekaligus, mengikis sifat sombong, riya',takabbur, dll.*
*Tanda seseorang sujudnya baik adalah semakin berkurang penghambaan diri kepada selain Allah. Dengan kata lain, tidak mungkin mendekatkan diri seorang kepada Tuhannya tanpa terlebih dahulu sirna dari sesembahan selain Dia."*

       *Sujud melibatkan lima (5) anggota badan yang bertumpu pada bumi, yaitu : "~dahi, ~hidung, ~kedua telapak tangan, ~lutut, dan ~kedua ujung jari kaki."*

       *Dr Fidelma 0'Leary, Phd Neuroscience dari St Edward's University, telah menjadi muallaf, karena mendapati fakta tentang manfaat sujud bagi kesehatan.*

*Dalam kajiannya ditemukan bahwa ada beberapa urat syaraf di dalam 0tak manusia yang tidak dimasuki darah, dan urat syaraf ini baru bisa dimasuki darah ketika manusia bersujud.*
*Tetapi, urat syaraf ini hanya memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Yaitu, pada waktu-waktu Shalat yang telah ditetapkan Islam. {Shubuh, Dhuhur, 'Ashar, Maghrib, dan Isya'}.*  *"SUBHANAALLAH...."*
     
       *"Jadi, siapa yang tidak shalat maka urat syaraf ini tidak menerima darah, sehingga 0taknya tidak berfungsi secara Normal.*
      *"Sekarang mari kita bercermin kedalam diri masing-masing. Sejauh mana kita menyerahkan hidup kita dalam kehendak-Nya ?"*
*Sekuat apa dunia material menarik kita dibandingkan dengan tarikan janji-Nya ?*
*Sesering apa kita mengingat-Nya antara deru kesibukan hidup ?*
*Segelisah apa hati kita saat guncangan ujian datang dibanding dengan menyandarkan hati pada-Nya ?*

      *Jadi, siapa yang tidak shalat maka urat syaraf ini tidak menerima darah, sehingga 0taknya tidak berfungsi secara normal.  Salah satu indikasinya adalah timbul macam-macam gejala sosial masyarakat yang tidak bershalat saat ini.*

       *Karena letak 0tak di atas jantung, maka kata Prof hembing, jantung hanya mampu membekalkan 20% darah ke 0tak Manusia, maka di bantu lagi dengan 'Sujud' yang lebih lama agar menambah kekuatan aliran darah ke 0tak.*
*Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan baginda Rasulullah SAW, supaya kita sujud berlama-lama pada raka'at terakhir.*
*Manfaat sujud berlama-lama ini, untuk menolak pening, dan migran, menyegarkan 0tak, menanamkan akal pikiran (peka), melegakan system pernafasan, membetulkan pundi peranakan yang jatuh, memperbaiki kedudukan bayi sungsang, dll*
     
      *Jangan-jangan kita belum benar-benar bersujud......!!*

*Dan yang menakjubkan, jika kita memperhatikan, bentuk syaraf yang ada dalam 0tak kita berbentuk seperti 0rang yang bersujud......."*
       *"SUBHANAALLAH..."*

*Lelaki Langit itu Telah Kembali*

💦💦💦💦💦

By : Hendra Suryakusumah

Ketiba aku kebangun. Ketika jarum jam 2.34 pagi. Nyatanya kantung kemihku penuh. Setengah mengantuk aku bergegas ke kamar kecil, menerobos masuk seraya menggigil.

Enam detik kemudian aku terpaku heran. Sudah ada ibu berdiri depan. Kenapa ibu ada di sini? Bukankah almarhumah sudah lama meninggalkan kami. Rasa kantung kemih mendadak hilang ditelan bumi. Seorang lelaki yang tak kukenal berdiri di samping ibu. Badannya kurus, wajahnya tirus.

“Mas Bagus, ibu njaluk tulung.
(Ibu minta tolong). Kalau umrah titip ini,” ujar ibu dengan logat Jawa-nya yang kental sambil menunjuk lelaki di sampingnya.

“Nggih Bu. Tapi nyuwun sewu, iki sopo toh?”(iya bu.tapi maaf ini siapa) tanyaku heran. Ibu tak menjawab.

Lelaki itu kupandang kemudian.

IMRUL. Aku melihat itu di atas saku kemejanya. Di bawahnya lalu berderet angka. Jelas sekali semuanya terbaca.

Ketiba aku terbangun dan mengerjapkan mata.

“Mas Bagus mimpi lagi ya?” ujar istriku lembut sambil membelai kepalaku.

Jantungku berdegup keras.

“Ini sudah tiga kali mimpinya sama,” ujarku sambil bergegas pergi ke kamar kecil. Jarum jam 4.34 pagi. Adzan Subuh berkumandang.

***

Sopirku Pak Sanusi, mendengus pelan di belakang kemudi. Jakarta padat merayap malam hari ini. Duduk di kursi belakang, aku sibuk dengan MacBook Pro menyelesaikan laporan audit tahunan yang hampir jatuh tempo. Saat Pak Sanusi meliukkan Toyota Camry, aku jadi teringat pada mimpi.

Almarhumah ibu dan Ielaki yang tak pernah aku jumpa. Kemeja bertuliskan Imrul, dan deretan angka.

Mungkinkah deretan angka itu nomor handphone? Apakah lelaki itu namanya Imrul?

Suara nada tunggu digantikan ucapan salam terdengar dari seberang sana. Suara perempuan.

“Apa saya bisa berbicara dengan Pak Imrul?” tanyaku sedikit ragu.

Hening tak ada jawaban sampai beberapa menit kemudian.

“Assalamu’alaikum. Iya ini dengan Imrul,” suara lelaki sopan.

Deugh !! Ini pasti cuma kebetulan. Dan jantungku berdegup keras.

Tak ingin berlama-lama di telepon, malam itu aku menyambangi rumah Imrul, lelaki kurus berwajah tirus. Usianya sekitaran tiga-puluh plus-minus.

Kami lesehan di atas lantai semen yang sebagiannya retak, di ruang tamu sebuah rumah petak.

“Panggilnya Mas Imrul saja,” ujarnya sopan. Aku tersenyum bercampur heran. Dari wajahnya, memang dialah lelaki yang ada dalam mimpiku.

“Kalau boleh tahu, Bapak dapat nomor telepon ini dari mana?”

Dan berceritalah aku tentang mimpi aneh yang berulang tiga kali itu. Mas Imrul diam. Wajahnya makin tirus mirip kucing restoran berharap makanan.

“Apa sampeyan pernah bertemu almarhumah ibu saya?” tanyaku sambil menyodorkan foto almarhumah di Instragram-ku. Tak perlu waktu lama buatnya untuk berkata tidak. Aku menggaruk kepala.

“Mas, kalau bukan karena almarhumah ibu, saya tidak akan pedulikan mimpi itu,” ujarku pelan sambil memegang pundaknya. “Saya ingin mengajak Mas Imrul pergi umrah.”

“Tapi saya ini mantan napi Pak. Belum sebulan bebas,” ujar Mas Imrul ragu. Sepertinya dia tidak percaya dengan ucapanku.

Bulu tengkuk di leherku berdesir aneh.

***

“Sampeyan dulu kenapa masuk penjara?” tanyaku, duduk di samping Mas Imrul yang sedang terpesona. Seumur hidupnya dia baru pertama kali naik pesawat sebesar ini. Perjalanan sembilan jam di kelas bisnis Jakarta - Jeddah, mubazir rasanya kalau tidak mencari tahu tentang dia. Lelaki biasa, mantan narapidana.

“Sebelum masuk bui, kerja saya satpam. Belum setahun, kantor yang dijaga kerampokan. Teman sesama satpam, ternyata berkomplot. Dua hari sesudah kejadian, semua pelakunya diringkus polisi. Di pengadilan, teman itu berbohong kalau saya ikut terlibat. Padahal, waktu kejadian malam itu saya diikat di toilet. Hakim lebih percaya dia, akhirnya saya dipenjara. Vonisnya dua tahun,” ujar Mas Imrul.

Aku menghela nafas.

“Sebenarnya, yang bikin saya sedih bukan itu Pak,” sambung Mas Imrul. Air matanya sedikit meleleh.

“Lalu apa Mas?” tanyaku penasaran.

“Saya gundah dan khawatir. Kalau saya di penjara, siapa nanti yang merawat ibu. Saya anak satu-satunya. Apalagi ibu sudah lama lumpuh dan tak bisa melihat. Tiap hari saya menyuapi dan memandikannya. Biar gaji kecil, tiap bulan saya selalu cukupkan membeli susu. Biar ibu tetap sehat.” Kali ini bulir air matanya mulai berjatuhan.

Duh Gusti Allah, ternyata aku jauh dibanding Mas Imrul. Waktu almarhumah ibu dirawat di rumah sakit menjelang wafatnya, aku malah sibuk persiapan rapat pemegang saham perusahaan. Astaghfirullah.

“Terus siapa yang mengurus ibunya Mas Imrul?” tanyaku sembari mengelap mata. Tak terasa aku ikutan menangis juga.

“Saya minta tolong Mbak Yuni, saudara jauh dari kampung. Itu lho, perempuan yang terima telepon Pak Bagus tempo hari. Kebetulan saya masih ada sedikit tabungan, jadi semua uangnya dipakai buat mengurus ibu selama saya di penjara. Dia yang mengurus ibu semenjak itu. Saya minta dia datang tiap hari ke penjara, menceritakan kondisi ibu. Kalau Mbak Yuni datang dan cerita, lega rasanya. Hati selalu was-was kalau Mbak Yuni datangnya telat, khawatir ada apa-apa.”

Aku cuma menunduk. Malu pada lelaki di sampingku.Jabatanku  mentereng, gaji ratusan juta tak bisa dibandingkan dengan ketulusan Mas Imrul dalam merawat ibunya. Gusti Allah, apa yang Engkau mau dari pertemuan aku dengan lelaki sholeh ini? Biar aku sadar kesalahanku? Bukankah percuma karena almarhumah sudah tiada?

“Baru enam bulan di penjara, Mbak Yuni kapan itu gak datang dua hari Pak,” Mas Imrul melanjutkan ceritanya. “Saya was-was. Ternyata Ibu saya meninggal dunia Pak. Sedihnya lagi, Pak sipir penjara nggak ngebolehin saya keluar sebentar buat nyekar ke makam. Saya cuma bisa nangis di penjara Pak. Mohon ampun sama Allah.”

Air mataku menderas. Duh Gusti Allah, cobaan hidup lelaki ini ternyata berat. Aku belum tentu kuat menjalaninya.

“Mas Imrul kan vonisnya dua tahun. Kenapa bisa bebas lebih cepat?” tanyaku sambil menyeka air mata.

“Oh, kalau itu karena kasus saya diperiksa kembali sama polisi dan pengadilan Pak,” ujarnya sambil ragu mengambil kain hangat yang disodorkan awak kabin.

“Setelah sidangnya diulang, terbukti saya memang tidak bersalah. Teman yang berkomplot itu akhirnya berterus terang,” ujar Mas Imrul pelan. “Sebetulnya saya sudah memaafkan teman itu. Sejak pertama kali difitnah.”

“Sejak pertama kali sudah memaafkan?” tanyaku tambah heran.

“Iya Pak Bagus. Kalau ada orang memfitnah, buat saya cuma dua. Kalau fitnah itu benar, maka saya mohon ampun sama Allah. Tapi kalau fitnah itu salah, maka saya maafkan dan mohon ampunkan dia dari kemurkaan Allah,” ujarnya datar.

Deugh !! Aku langsung teringat fitnah yang menimpaku setahun lalu. Aku dituduh memanipulasi laporan pajak perusahaan. Si penuduh berhasil aku sikat habis di pengadilan. Aku beruntung dapat pengacara yang handal, tapi sekarang aku menyesal. Mengapa sepertinya kata maaf tidak pernah ada dalam kamus hidupku selama ini.

Ternyata lelaki ini bukan orang biasa. Mas Imrul, seorang satpam mantan narapidana, tidak terkenal di bumi, tapi terkenal di langit. Inilah lelaki langit yang semua malaikat pencatat kebaikan pasti mengenalnya.

***

Tiga hari di Mekkah kami menginap di Royal Clock Tower. Aku dan Mas Imrul menghabiskan seluruh hari penuh dengan ibadah. Tak cuma itu. Ada yang spesial di umrah kali ini, dan itu semua karena Mas Imrul. Aku biasa telat sholat fardhu, lalu sholat berjamaahnya cuma di dekat hotel. Tapi tidak saat bersama Mas Imrul. Kami selalu berada di shaf depan, melihat langsung Ka’bah. Aku belum pernah mencium hajar aswad padahal umrah berkali-kali, tapi tidak saat bersama Mas Imrul. Badannya yang kurus justru berhasil membawaku mencium batu hitam itu berkali-kali sepuasnya. Kami juga sholat di hijir Ismail dan lama berdo’a di Multazam, antara hajar aswad dan pintu Ka’bah. Semuanya lancar tanpa halangan.

Mas Imrul terlihat sangat menikmati perjalanan umrah ini. Dalam benakku, kalau pulang nanti dia akan aku pekerjakan sebagai satpam di rumahku.

Hari keempat kami berangkat ke Masjid Nabawi, Madinah Al-Mukaromah. Dalam bis VIP Mas Imrul lebih banyak diam dan berdzikir.

“Kalau saya perhatikan, Mas Imrul tak pernah kelihatan susah,” ujarku sambil memiringkan sedikit badan ke arahnya.

“Allah yang membolak-balikkan hati Pak,” ujarnya datar. “Maka mintalah itu pada-Nya. Kalau kita menjaga Allah, kita pun dijaga-Nya.”

“Maksudnya menjaga Allah itu gimana Mas?”

“Jaga Allah dengan menyempurnakan hari,” ujar Mas Imrul serius.

“Maksudnya bagaimana Mas?”

“Hari yang sempurna itu diawali dengan bangun malam. Sholat tahajjud dan witir. Minimal dua plus satu. Lalu Dhuha minimal dua, dan sholat rawatib yang jumlahnya dua-belas raka’at. Utamanya sholat sunnah fajar sebelum subuh. Selalu sholat wajib berjama’ah di masjid. Membaca Al-Qur’an minimal satu juz setiap hari. Senin-Kamis puasa sunnah. Itulah hari yang sempurna.”

Aku hanya terpana. Mobil camry dan rumah mewah hasil jerih payahku, jadi seperti harta tak bermakna.

Sampai di Madinah, setelah sholat ashar di masjid Nabawi, kami berdesakan menuju Rawdah. Area khusus dengan karpet hijau itu memang jadi rebutan para jama’ah. Kami menunggu giliran dengan sabar, berdiri di belakang pembatas putih. Ketika petugas masjid membuka-nya, serentak setengah berlari kami menuju pojok paling dekat dengan tembok di sebaliknya makam Rasulullah ﷺ

“Mas, ayo cepat sholat di sini. Perbanyak istighfar, shalawat dan do’a. Ini salah tempat paling mustajab buat berdo’a,” ujarku sambil bersiap-siap sholat. Di sampingku Mas Imrul dengan khusyu’ mendirikan sholat sunnah. Selesai sholat, aku duduk berdo’a di sampingnya yang masih berlama-lama sujud. Area rawdah sudah sesak dipenuhi jama’ah.

Tak sampai sepuluh menit kemudian, muncul petugas masjid menyuruh kami segera pergi. Waktu sudah habis. Sekarang giliran jama’ah lainnya yang sudah menunggu di balik pembatas putih. Aku melihat Mas Imrul masih sujud. Petugas masjid menepuk pundak-ku, menyuruh kami segera pergi. Entah do’a apa yang dipanjatkan Mas Imrul, mengapa begitu lama.

Aku mengguncang halus punggungnya. Badannya terguling lemah. Mas Imrul sudah tiada. Wajah tirusnya tersenyum damai. Dia meninggal dalam keadaan terbaiknya. Husnul khotimah saat sujud di Rawdah, taman surga. Badanku lemas. Jantungku berdegup kencang. Lelaki langit telah kembali pada Rabb-nya.

***

Aku duduk sendiri di kelas bisnis. Penerbangan Jeddah - Jakarta terasa lengang. Baru saja aku terlelap di kursi, suara awak kabin membangunkan para penumpang untuk makan malam, enam detik kemudian aku terduduk diam. Kenapa ibu yang membangunkanku? Ibu kan sudah meninggal.

“Mas Bagus, matur nuwun sanget,” ujar ibu dengan logat Jawa-nya yang kental dan senyum khasnya........

_*Semoga menginspirasi*_

Senin, 03 September 2018

Sakaratul Maut

Imam Ghozali mengatakan bahwa, “Demi Alloh, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara sekejab, lalu menceritakan (pengalaman sakarotul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri kalian sendiri”. (Imam Ghozali mengutip atsar Al-Hasan).

Rosululloh SAW bersabda bahwa, "Sakarotul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang." (HR. Tirmidzi)

Kemudian Rosululllh SAW juga bersabda bahwa, "Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?" (HR Bukhori)

Imam Ghozali bahkan berpendapat bahwa "Sakarotul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan dalam perut seseorang. Kemudian seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang tersengkut padanya dan meninggalkan yang tersisa."

Imam Ghozali juga mengatakan bahwa, "Rasa sakit yang dirasakan selama sakarotul maut seperti menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan bahwa dirinya ditarik-tarik dan dicabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dan dari setiap akar rambut serta kulit kepala hingga kaki."

Inilah Manfaat Membaca Al-Qur'an bagi Kesehatan

**

Menurut sebuah survey yang dilakukan oleh dr. Al-Qodhi di Klinik Besar Florida, Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan ayat suci  Al-Qur'an, baik mereka yg mengerti bahasa Arab atau tidak, ternyata *memberikan perubahan fisiologis yang sangat besar.* Termasuk salah satunya dapat  *menangkal berbagai macam penyakit*.

Hal tsb dikuatkan lagi oleh Penemuan Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston.

Mengapa di dalam Islam, ketika kita *mengaji disarankan untuk bersuara?* Minimal untuk diri sendiri alias terdengar oleh telinga kita.

Berikut penjelasanya :

Setiap sel di dalam tubuh kita bergetar di dalam sebuah sistem yang seksama, dan perubahan sekecil apapun dalam getaran ini  akan menimbulkan potensi penyakit di berbagai bagian tubuh...

Nah... Sel-sel yang rusak ini harus digetarkan kembali untuk mengembalikan keseimbangannya.

*Hal tersebut artinya harus dengan suara.* Maka munculah TERAPI SUARA yang ditemukan oleh *dr. Alfred Tomatis, seorang dokter di Perancis*.

Sementara dr. Al-Qodhi menemukan, bahwa
MEMBACA AL-QUR'AN DENGAN BERSUARA,  *Memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap sel-sel otak untuk mengembalikan keseimbangannya.*

Penelitian berikutnya membuktikan *Sel Kanker dapat hancur* dengan menggunakan FREKUENSI SUARA  saja.

Dan kembali terbukti bahwa, Membaca Al-Qur'an memiliki dampak hebat dalam proses penyembuhan penyakit sekaliber kanker.

Virus dan kuman berhenti bergetar saat dibacakan ayat suci Al-Qur'an, dan di saat yang sama , sel-sel sehat menjadi aktif.

Mengembalikan keseimbangan program yang terganggu tadi.
Silakan dilihat QS. Al-Isro' ayat 82

Dan yang lebih menguatkan supaya diri ini semakin rajin dan giat membaca Al-Qur'an adalah karena menurut survei :

SUARA YANG PALING MEMILIKI PENGARUH KUAT TERHADAP SEL-SEL TUBUH, ADALAH SUARA SI PEMILIK TUBUH ITU SENDIRI.
Lihat QS. 7 ayat 55 dan QS. 17 ayat 10.

Mengapa Sholat berjama'ah lebih di anjurkan?.
*Karena ada do'a yg dilantunkan dengan keras, sehingga terdengar oleh telinga, dan ini bisa mengembalikan sistem yang seharian rusak.*

Mengapa dalam Islam mendengarkan lagu hingar bingar tidak dianjurkan?
*Karena survei membuktikan, bahwa getaran suara hingar bingar MEMBUAT TUBUH TIDAK SEIMBANG.*

Maka kesimpulannya adalah :

*1. Bacalah Al-Qur'an di pagi hari dan malam hari sebelum tidur* untuk mengembalikan sistem tubuh kembali normal.

*2. Kurangi mendengarkan musik hingar bingar,* ganti saja dengan *murotal* yang jelas-jelas memberikan efek menyembuhkan.
Siapa tau kita punya potensi terkena kanker, tapi karena rajin mendengarkan murotal, penyakit tersebut bisa hancur sebelum terdeteksi.

*3. Perbaiki baca Al-Qur'an (baca dengan tartil, penuhi Hukum Tajwid),* karena efek suara kita sendirilah yang paling dasyat dalam penyembuhan.

IBLIS ITU SANGAT ALIM

Jika engkau bertanya tentang Al-Qur'an kpd iblis, maka iblis akan bisa menerangkan dg sangat jelas, karena iblis tau persis kapan ayat itu turun dari langit...

Jika engkau bertanya tentang ilmu hadist kpd iblis, maka iblis akan sangat pandai menjelaskannya,
karena iblis tau asbabul wurud dari hadist tsb....

Jika engkau bertanya tentang kisah para nabi, iblis akan dg tepat menceritakannya karena iblis sudah ada sejak nabi adam masih berada dalam surga...

iblis ahli alqur'an...
iblis ahli hadist....
iblis ahli riwayat..
iblis alim/pandai dalam segala ilmu...

Tapi iblis tdk menjadi kekasih Allah, karena dalam diri iblis ada kalimat...

AKU LEBIH BAIK DARI KAMU

Semoga sedikit ilmu yg dititipkan Allah Subhana Wa Ta'alla dihati kita tdk menjadikan kita sombong dalam segala urusan...
Juga paham bahwa ilmu tak menjamin orang pasti ta'at dan sholeh.

Yang aku takut...hatiku kian mengeras dan sulit menerima nasehat, namun
sangat pandai menasehati
Yang aku takut...aku merasa paling benar, sehingga merendahkan yang lain.

Yang aku takut...egoku terlalu tinggi, hingga
merasa paling baik di antara yang lain.

Yang aku takut...aku lupa bercermin, namun
sibuk berprasangka buruk kepada yang lain.

Yang aku takut...ilmuku akan membuatku
menjadi sombong,memandang yang lain berbeda denganku.

Yang aku takut...lidahku makin lincah membicarakan aib orang lain, namun lupa dengan aibku yang menggunung dan tak sanggup kubenahi.

Yang aku takut...aku hanya hebat dalam berkata namun buruk dalam berbuat.

Yang aku takut...aku hanya cerdas dalam mengkritik, namun lemah dalam mengkoreksi diri sendiri.

Yang aku takut...aku membenci dosa orang lain, namun saat aku sendiri buat dosa aku enggan membencinya.

Kiranya Allah Subhana Wa Ta'alla
senantiasa menyadarkanku sehingga lebih rajin instrospeksi diri daripada mengurusi orang lain yang belum tentu perilaku dan tutur katanya lebih baik dari diriku. Aamiin...

SELALULAH MELIHAT KE DALAM HATI

Wallahu a'lam Bishowab

Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa salim

#hakikatiblis

Renungan

Rumah masih ramai setelah pulang dari pemakaman, kepalaku masih pusing karna tak bisa menahan tangis melihat jasad terakhir istriku dimasukkan ke liang lahat. Aku makin tak bisa menahan airmata saat melihat anak-anak menangis memandangi orang-orang yg menimbun tubuh ibu mereka. Lama aku diam di pemakaman, mengingat kembali saat istriku masih ada. Aku ingat semua dosaku, kesalahanku, mulut kasarku, ketidakpedulianku, bahkan yg paling aku ingat membiarkan dia berpikir sendiri tentang keuangan keluarga.

Aku pikir saat dipemakaman adalah momen tersedih yg aku alami sepanjang hidupku, ternyata itu belum apa-apa. Banyak kepiluan-kepiluan lain yg membuatku serasa hancur. Mulai saat malam setelah rumah ini kosong dari pelayat, anak-anak seperti tidak mau tidur tanpa ibunya. Mereka masih menangis sesengukan. Aku hanya bisa memeluk mereka tanpa bisa menyembunyikan kesedihan diwajahku.
Putriku yg berusia 5 tahun beberapa kali berlari kekamar sambil memanggil ibunya. Sepertinya dia lupa bahwa ibunya telah tiada. Kemudian ia keluar lagi dg wajah kecewa.
Malam berlalu tanpa aku bisa melelapkan mata sedetikpun. Aku memandangi anak-anak yg tidur dg gelisah. Sebentar-sebentar terbangun dan putra pertama kami yg berusia 9 tahun ternyata menangis sambil melekatkan wajahnya dibantal. Adiknya laki-laki berusia 7 tahun udah tertidur, namun sesekali ngigau memanggil ibunya. Sungguh aku tak tenang malam itu. Rasanya rumah ini hampa.
Beberapa hari masih dengan suasana yg sama, masih ada kerabat yg membantu masak dan menyapu rumah hingga hari ketiga. Masih banyak tetangga yg memeluk dan menguatkan anak-anak.
Hingga tibalah hari yg membuat aku amat sedih. Yaitu hari ketika mereka mulai masuk sekolah. Pagi itu mereka semua sudah bangun, aku kebingungan, anak-anakku juga seperti bingung mau berbuat apa. Biasanya pagi kami selalu dibangunkan, disuruh mandi dan sholat, disiapkan pakaian, dibuatkan sarapan dan kami berangkat dalam keadaan rapi dan perut yg sudah kenyang. Hari ini semua kami hanya diam. Aku menyuruh anak-anak melihat makanan dikulkas tapi yg ada hanya bahan mentah. Rumah yg biasanya rapi nampak berantakan. Aku pergi membeli sarapan untuk kami berempat. Saat membayar aku kaget uang 50rb tanpa kembalian. Padahal selama ini aku memberi uang 50rb kepada istriku cukup untuk makan kami sampai malam. Kadang-kadang aku marah-marah kalau dia minta tambahan. Aku bawa sarapan pulang dan anak-anak sudah menunggu dimeja makan. Sudah jam 7.30 biasanya mereka sudah diantar kesekolah semuanya diantar istriku berbarengan, sementara aku baru pulang beli sarapan. Dalam hati kalau terlambat semoga dimaklumi karna habis kemalangan. Saat mau makan aku tidak tau dimana piring dan sendok, mengambilkan air dan dimana letak gelas. Saking aku yg selalu dilayani semua oleh istri. Aku makin merasa kacau saat jam sudah menuju jam 8 dan anak2 belum terantar semua. Aku benar-benar kehilangan seorang dewa dalam rumah kami. Inikah yg selama ini dilakukan istriku? Mengapa aku selalu menganggap dia tak ada kerjaan. Selalu menganggap sepele pekerjaan seorang ibu. Aku masih linglung ditempat kerja. Masih banyak teman2 yg menghampiri mengucapkan belasungkawa. Hingga aku ditelpon oleh walikelas anak ku yg masih TK katanya anak2 udah pulang tapi belum ada yg jemput, aku minta ijin pergi menjemput anak dan jam 12 anakku yg no 2 juga menelpon minta dijemput karna udah pulang. Selama ini aku tak tau satupun jadwal mereka. Aku hanya bekerja dan tak peduli dengan itu semua. Anakku yg besar pulang jam 2 artinya aku tak bisa kembali ketempat kerja. Sampai disekolah anakku, aku masih melihat didepan sekolah masih ada bekas darah saat istriku kecelakaan 3 hari lalu, kecelakaan yg serta merta merenggut nyawanya saat menjemput anak sulungku. :'(

Sampai dirumah anak-anak nampak kelaparan, biasanya dibekali makan dan yg TK katanya biasanya dijemput dan lansung makan dirumah. Baru kembali jemput abangnya setelah makan. Ternyata aku tak tau manajemen waktu sehebat almarhumah istriku. Aku harus kewarung makan lagi untuk pergi membeli makan siang. Begitupun nantinya makan malam. Sehingga tidak kurang dari 200rb sampai malam. Aku berpikir ini baru 1 hari, bagaimana kalau 1 bulan. Gajiku tidak akan cukup untuk kami berempat.
Malam ini anak-anak juga mengingatkanku tadi mereka tidak ada yg ngaji karna tidak ada yg mengantarkan ketempat ngaji mereka. :'(

Ya Allah
Indah sekali caramu menegurku,
Begitu kacaunya hidupku tanpa istriku, keuangan makin amburadul, anak-anak tak terurus, makanan favoritku tidak ada lagi. Rumah dan tanaman seperti hilang aura karna tak ada yg merawat dan membersihkan. Aku masih sempat merasa wanita diluaran lebih cantik dari istriku. Andai aku bisa menebus apapun yg telah aku lakukan kepada istriku selama ini aku ingin memperbaikinya. Aku ingin membantunya, menyayanginya sepenuh hati dan tak akan pernah berkata kasar kepadanya. Dia begitu lelah setiap hari, tapi sepulang kerja aku masih sering membentaknya. Saat dia minta tambahan belanja aku berkata kasar kepadanya. Dia saat aku jadikan istri rela berpisah dengan anggota keluarga besarnya, hidup susah payah dan sederhana denganku.
Maafkan aku istriku, andai aku bisa menebus semua kesalahanku, satu hari saja tanpamu kami seperti anak ayam kehilangan induknya. Berserakan.
Saat sholat aku kembali menangis sejadi-jadinya
Andai bisa kutebus, aku ingin menebus meski dengan nyawaku. Aku mau dia yg hidup menjaga anak-anak dan biarlah aku yg menghadap-Mu. Ini sangat berat bagiku apalagi bagi anak-anakku. Demikian do'a tengah malamku.
Aku tak tega melihat pakaian anak-anak yg kusut tak terurus, makan yg tak ada yg masak dan aku tak tega melihat mereka kekurangan kasih sayang.
Jujur selama ini aku tak dekat dengan anak-anak. Mereka selalu sama ibunya. Aku hanyalah kerja, pulang, tidur dan kerja lagi. Aku tak tau apa-apa tentang urusan anak dan rumah.

Istriku, aku berdoa semoga lelah mu jadi ibadah, semoga semua yg kau lakukan untuk kami membawamu ke syurga, semoga engkau bahagia di alammu. Kali ini aku benar-benar menangis tersedu-sedu sambil membayangkan wajahmu. Kau tak pernah mengeluh dengan pekerjaanmu, kau tak pernah meminta sesuatu yg aku tak sanggup membelinya. Kau jalani semua dg sabar dan aku merasa belakangan jarang memperhatikanmu. Jarang bertanya bagaimana anak-anak kita, jarang bertanya bagaimana hari-harimu.
Engkau ibu yg luar biasa bagi anak-anak kita. Semuanya terlihat saat engkau tlah tiada kemurungan selalu menyelimuti wajah mereka. Mereka sering menangis, mereka sering salah memanggilmu sepulang sekolah. Mereka sering berlari kekamar kita seolah-olah engkau masih ada.

Kekasih hatiku
Mengapa aku jatuh cinta padamu justru setelah engkau tiada. Tidak akan ada yg menggantikan dirimu dihatiku. Mengapa rasa cinta ku padamu menggebu-gebu saat dirimu sudah berada dipusara.

Maafkan aku istriku.
Aku terlambat jatuh cinta padamu
:'(

*Copas dr tmn..utk renungan..

Minggu, 02 September 2018

📋,APAKAH KITA LEBIH SEMANGAT MENCARI ILMU AGAMA ATAU MENCARI MAKAN…?!

Kehidupan yang tidak bernilai, kehidupan yang hanya mementingkan dunia, kemewahan dan kenikmatannya; tidak memikirkan akhirat, tidak mempelajari dan mengamalkan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Allah 'azza wa jalla berfirman,

يَعْلَمُونَ ظَاهِراً مِّنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ 

"Mereka hanya mengetahui yang nampak dari kehidupan dunia, dan terhadap kehidupan akhirat mereka lalai.” [Ar-Ruum : 7]

Al-Imam Ibnu Katsir Asy-Syafi'i rahimahullah berkata,

أي : أكثر الناس ليس لهم علم إلا بالدنيا وأكسابها وشئونها وما فيها ، فهم حذاق أذكياء في تحصيلها ووجوه مكاسبها ، وهم غافلون عما ينفعهم في الدار الآخرة ، كأن أحدهم مغفل لا ذهن له ولا فكرة

"Maknanya: Kebanyakan manusia tidak perhatian terhadap ilmu kecuali ilmu dunia, yaitu ilmu tentang macam-macam profesi, urusan-urusan dunia dan berbagai permasalahannya. Maka mereka pun menjadi terampil lagi pandai dalam berbagai lapangan pekerjaan dan profesi untuk menghasilkan keuntungan dunia, namun mereka lalai terhadap ilmu dan amal yang bermanfaat untuk mereka di akhirat, sampai diantara orang-orang yang lalai itu seakan tidak pernah terbetik di benaknya dan tidak pernah berfikir untuk kehidupan akhiratnya." [Tafsir Ibnu Katsir, 6/274]

Oleh karena itu Allah 'azza wa jalla membenci setiap orang yang cerdas atau terampil dan pandai dalam urusan dunia, tapi pada saat yang sama ia bodoh dalam urusan agama, ia tidak tahu bagaimana tauhid dan aqidah yang benar, tidak mengerti cara wudhu dan sholat yang benar serta hukum-hukum halal dan haram, padahal kita lebih butuh ilmu agama daripada semua kenikmatan dunia.

Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللهَ تَعَالى يُبْغِضُ كُلَّ عَالِمٍ بِالدُّنيَا، جَاهِلٍ بِالآخِرَة

"Sesungguhnya Allah ta'ala membenci setiap orang yang pandai dalam urusan dunia, tapi bodoh dalam urusan akhirat." [HR. Al-Hakim dari Abu Hurairah radhiyallaahu'anhu, Shahihul Jaami': 2760]

Al-Khalifah Ar-Rasyid Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu berkata,

الْعِلْمُ خَيْرٌ مِنَ الْمَالِ، الْعِلْمُ يَحْرُسُكَ، وَأَنْتَ تَحْرُسُ الْمَالَ، الْعِلْمُ يَزْكُو عَلَى الْعَمَلِ، وَالْمَالُ تُنْقِصُهُ النَّفَقَةُ

“Ilmu lebih baik daripada harta, ilmu menjagamu, sedang harta engkaulah yang menjaganya, ilmu bertambah jika diamalkan, sedang harta berkurang jika dibelanjakan.” [Al-Hilyah, 1/80]

Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata,

النَّاسُ إِلَى الْعِلْمِ أَحْوَجُ مِنْهُمْ إِلَى الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ لِأَنَّ الرَّجُلَ يَحْتَاجُ إِلَى الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ فِي الْيَوْمِ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ وَحَاجَتُهُ إِلَى الْعِلْمِ بِعَدَدِ أَنْفَاسِهِ

“Manusia lebih membutuhkan ilmu daripada makanan dan minuman, karena seseorang butuh makan dan minum dalam sehari hanya satu atau dua kali, sedang kebutuhannya terhadap ilmu adalah sebanyak hembusan nafasnya.” [Madaarijus Saalikin, 2/440]

Simak Video:

#Video_Pendek On YouTube: https://youtu.be/j3A71coUOpo

#VidGram_Sunnah: https://www.instagram.com/p/BnIIDTgB1kB/

👉🏾 SUBSCRIBE YOUTUBE
http://bit.ly/sofyanruray

👉🏾 FOLLOW INSTAGRAM
http://bit.ly/igsofyanruray || http://bit.ly/igtaawundakwah

👉🏾 JOIN TELEGRAM
http://t.me/sofyanruray || http://t.me/taawundakwah || https://t.me/kajian_assunnah || https://t.me/kitab_tauhid

👉🏾 LIKE FACEBOOK
www.fb.com/sofyanruray.info || www.fb.com/taawundakwah

👉🏾 IKUTI TWITTER
https://twitter.com/sofyanruray

👉🏾 KLIK WEBSITE
www.sofyanruray.info || www.taawundakwah.com

👉🏾 INSTAL ANDROID
http://bit.ly/androidsofyanruray

👉🏾 GABUNG GROUP WA
08111377787