1. CAM/CAMRip
Format CAM berarti videonya berasal
dari rekaman handycam di bioskop yang direkam secara diam-diam. Suaranya juga
ngambil dari microphone built-in handycamnya. Jadi kadang-kadang kalo ada orang
lewat depan layar atau ada orang yang ketawa di sebelah si perekam bisa jadi
ikut kerekam.
Rekaman ini bisa saja berkualitas baik
jika si perekam ketika di bioskop meletakkan kamera beserta tripod-nya di
tempat yang benar dan tidak terganggu dengan hal lain seperti lalu-lalang
orang-orang di bioskop dan lain-lain. Untuk kualitas suaranya tergantung pada
jarak si perekam apakah dekat dengan sumber suara atau jauh dari sumber suara,
efeknya adalah ketika si perekam dekat dengan sumber suara maka kejernihan
suara akan baik dan ketika si perekam jauh dari sumber suara hasilnya
sebaliknya. Bukan hanya itu kualitas kamera sangat berpengaruh pada hasil.
2. TS (Telesync)
Telesync ini mirip CAM, videonya
berasal dari rekaman bioskop hanya saja pada saat perekaman si perekam
meletakkan alat perekam suara dekat dengan sumber suara. Jadi suara-suara dari
penonton bisa cukup dieliminasi. Suara hasil rekaman tersebut disatukan dengan
hasil rekaman videonya menggunakan software video editor sehingga kualitas
suara yang dihasilkan dari jenis video ini bisa dikatakan lumayan baik daripada
kualitas CAM diatas, dan untuk kualitas gambar sama saja dengan kualitas CAM
tergantung dari peletakan kamera pada saat merekam.
Di India juga
beredar PDVD (atau Pre-DVD) yang biasanya merupakan film-film Hollywood yang
direkam dengan format CAM atau TS kemudian di-burn ke DVD untuk dijual. DVD itu
kemudia di-rip oleh sebagian orang untuk kemudian disebar dengan format
PDVD-Rip. Format ini kadang disalahnamakan sebagai DVDRip karena kemiripan
namanya, meski kualitasnya kalah jauh.
3. Screener (Scr) – DVDScr, BDScr
SCR itu merupakan pre-release sebuah
film yang biasanya direkam dalam format kaset VHS yang didistribusikan oleh
pembuat film ke toko-toko rental, media, televisi untuk tujuan promosi. Jadi
bisa dikatakan screener itu cuma sampel. Ciri utamanya adalah di tengah-tengah
film suka ada teks berjalan (ticker) yang berisi kata-kata yang bersifat
promosi atau informasi tentang film, misalnya ada tulisan “this video belongs
to Warner .Co” dsb.. Terkadang cuma tampil beberapa detik tapi ada juga yang
tampil sepanjang film. Paling ngeselin itu kalau tulisannya gede-gede.
4. DDC (Digital Distribution Copy
atau Downloadable/Direct Digital Content)
DDC sebenarnya sama dengan screener,
tapi pendistribusiannya melalui internet (menggunakan HTTP, FTP, dsb) kepada
instansi-instansi. Ini membuat pendistribusian lebih murah.
5. DVDRip
Rip dari DVD asli. DVD yang udah
dirilis terus diambil videonya aja. Extra features, audio commentaries, dll
dibuang. Kualitas gambar dan suara tergantung dari pengaturan yang dipakai oleh
program ripper untuk nge-rip. Tapi sepanjang pengalaman saya sebagai pen-download
dan ripper, biasanya kualitas hasil rip tidak berbeda jauh dari yang ada dalam
DVD. Biasanya informasi region dan proteksi copy sudah dilumpuhkan oleh si
ripper sehingga DVDRip ini mudah untuk didistribusikan. Tipe ini biasanya
didistribusikan dalam bentuk SVCD & DVD (dijualin tukang bajak) atau DivX/XviD
(di tempat-tempat download film). Kadang-kadang ada juga yang memakai format
H.264 yang ukurannya lebih besar dan kualitasnya lebih bagus.
Selain DVDRip biasa ada juga yang
mengubah seluruh file dalam DVD menjadi format .iso. Kualitas gambar dan
suaranya sama persis dengan yang ada di DVD, tapi ukurannya juga sama persis.
Bisa 4 GB lebih.
6. Blu-Ray Rip : BDRip, BRRip, BDRip.XviD, 1080p.Blu-Ray.x264/720p
, Blu-Ray.x264,BDR , Blu-Ray, BD5/BD9
Sama saja dengan DVDrip hanya saja
sumber videonya diambil dari Blu-ray. BD/BR Rip yang dikemas dalam DVD lebih
baik dari DVD-Rip meskipun dengan ukuran yang sama karena berasal dari sumber
yang lebih bagus. Resolusinya jauh lebih besar yaitu 1920×1080 atau 1280×720
(tergantung filenya). Makin besar resolusinya, makin besar filenya. Memutarnya
juga berat, sehingga diperlukan spesifikasi komputer yang tinggi juga. Kalau
tidak nanti jadi patah-patah. Kualitas ini jauh lebih baik dari DVDRip.
BD Rips biasanya tersedia dalam
rilis berukuran DVD-Rip (biasanya 700MB sampai 1.4GB/film) yang di encoding
dalam format XviD dan rilis DVD5/DVD9 (biasanya berukuran 4.5gb++) yang di
encoding dalam format x.264. Khusus rilis BD5/BD9 juga kompatibel dgn AVCHD (Advanced Video Coding
High Definition) sehingga dapat di burn sebagai DVD dan di-play di pemutar
Blu-Ray yang kompatibel dengan standar AVCHD.
7. TELECINE (TC)
Mesin telecine (telesinema) mengcopy
film secara digital langsung dari pita film proyektor. Gambar dan suaranya
cukup bagus namun karena perkembangan alat telesinema dan biaya pembuatan yang
cukup mahal membuat tipe ini sudah jarang di pasaran.
8. Workprint (WP)
Video ini biasanya dibuat dari versi
film yang belum jadi alias setengah matang. Biasanya tipe ini belum memiliki
effect-effect film, tanpa teks, masih ada “time index marker”, terkadang ada
watermark, dll. Biasanya versi ini keluar jika film tersebut adalah film yang
dinanti-nanti alias calon box office sehingga orang niat aja gitu menyebarkan
versi setengah matang agar orang tidak mati penasaran.
Yang paling heboh dulu Film Man In
Black II (MIIB) dimana versi WP-nya beredar tetapi alien-aliennya nggak ada,
karena belum selesai di-render pake komputer.. bingung2 dah tuh yg nonton..!
9. VHSRip
Merupakan hasil copyan dari kaset
VHS yang sudah dirilis secara resmi. Zaman sekarang sudah mulai jarang tapi
paling banyak jenis ini adalah video olahraga/senam, rekaman TV, musik, dan
sejenisnya.
10. TVRip : TVRip (analog),
(HD)TVrip, DSrip, STV, DVBRip, PDTV, HR.HDTV,
720p H
TVRip merupakan film yang direkam dari TV menggunakan
peralatan recording seperti recorder VHS, Betacam atau DVR. Jadi sumber
capturenya dari koneksi coaxial/composite/s-video port. Jenis film-nya sangat variatif,
mulai dari beneran film, dokumenter, tv show, konser musik, video klip, dll.
Kalo si ripper-nya tipe pemalas, semua sama iklan-iklannya turut kerekam.
HDTV/HD.TVrip merupakan siaran TV episode yg biasanya direkam secara
digital dari jaringan siaran TV Kabel / TV digital / TV Satelit. Ciri-ciri film
ini biasanya adanya flicker pada film dan beberapa bagian mengandung artefak
(kayak VCD ngadat trus gambarnya kotak-kotak). Karena disiarkan melalui TV
kabel, biasanya ada tayangan-tayangan ekstra yang tidak terdapat pada edisi TV
biasa. Semisal, behind the screen, komentar, dll.
720p HDTV (High Definition – 1280×720 resolution) merupakan film yang
mempunyai resolusi High Defenition alias 1280×720 (720p). Biasanya dikemas
dalam format Blu-Ray Disk.
HRHDTV / HR.HDTV (High Resolution
High Definition) merupakan film yang direkam dari
siaran TV High Definition. Namun ada beberapa kesalahan persepsi
tentang terminologi ini. Beberapa menyebutnya Half-Resolution
High-Definition. Hal ini karena resolusi HRHD hanya 3/4 tinggi resolusi aslinya
dan lebarnya di downsampling ke resolusi 720p. Sehingga secara luas resolusi
gambar HRHD hanya 56.25% dari siaran HD yang biasanya. Jadi wajarlah jika orang
menyebutnya half resolution. HR.HDTV biasanya diencoding menjadi resolusi 360p
dan 540p.
PDTV (Pure Digital) adalah TVrip yg direkam menggunakan TV PCI card digital
(ngerekamnya pakai komputer). Hasilnya yang terbaik dibanding TVrip yang lain.
PDTV biasanya diencoding menjadi resolusi fullscreen 512×384 dan 640×352 untuk
widescreen.
DSRip (Digital Satelite) direkam dari transmisi satelit, kualiatasnya baik, biasanya
di encode dalam format XviD.
DVBRip merupakan tipe DSrip hanya saja sumbernya adalah dari TV
satelit bertipe DVB-s. Satelite DVB-s inilah yang sekarang ngetrend untuk
menerima siaran-siaran InternetTV. Beberapa provider internet bahkan
menggunakan satelit DVB-s ini untuk downlink channel internet mereka dengan
alasan penghematan.
11. R5/R5.LINE
R5 maksudnya DVD yang dirilis khusus
untuk region 5 (area bekas Uni Soviet, India, Africa, North Korea &
Mongolia). Perbedaan mendasar R5 dg versi biasa adlh bahwa versi ini diproduksi
dgn transfer langsung telecine / TC tanpa adanya proses pengolahan gambar /
rendering / encoding.
Karena tidak ada standar khusus
untuk bajakan R5 biasanya bajakan versi ini dilabeli dengan Telecines (TC), DVD
Screeners (DVDscr), atau bahkan DVDrips. beberapa pe-rilis bajakan versi ini
seperti DREAMLiGHT, mVs & PUKKA melabeli rilis mereka dgn ekstensi file
“.R5”.
Region-region lain adalah:
- R0 No Region Coding
- R1 Amerika, Canada
- R2 Europe, termasuk Turki, Mesir, Arabia, Jepang, Israel dan South Africa
- R3 Korea, Thailand, Vietnam, danIndonesia
- R4 Australia dan Selandia Baru, Mexico, the Caribbean, dan South America
- R5 India, Afrika (kecuali Mesir, Afrika Selatan, Swaziland, dan Lesotho), Russia, dan pecahan USSR.
- R6 RRC
- R7 Reserved for future use, MPAA-related DVDs and “media copies” of pre-releases in Asia
- R8 pesawat terbang atau kapal pesiar
- R9 perluasan (seringkali disamakan dengan “bebas region”)
R1 dan R2 biasanya memiliki kualitas
terbaik.
12. PPV dan VOD
PPV = Pay Per View dan juga VOD = Video
On Demand merupakan film yang direkam menggunakan peralatan rekaman digital
yang sumbernya diambil dari saluran khusus dimana untuk menontonnya harus
berbayar. Biasanya siaran berbayar ini ada di hotel-hotel berbintang, klub
film, organisasi-organisasi khusus (seminar / workshop), TV kabel, dll.
Terkadang film yang disiarkan lewat PPV dan VOD ini merupakan film yang saking
barunya bahkan versi screener-nya belum ada.
13. DivX/DivX re-enc
DivX re-enc merupakan film yang
diambil dari VCD / DVD asli dan di re-encode menjadi file yang lebih kecil
bertipe DivX. Tipe ini banyak didapat di hosting file-sharing (hotfile,
mediafire, indowebster, dll) maupun torrent. Kualitas film ini pas-pasan dan
banyak diminati karena ukuran filenya yang kecil.
14. Unrated
Unrated version = the version you
couldn’t see at theatre.
Maksudnya, adegan atau scene yang tidak boleh
ditayangin di bioskop bisa kamu lihat di sini, seperti adegan nudity, strong
sexual, strong violence, dll. Untuk film seperti The Hills Have Eyes isinya jadi
lebih sadis dari versi bioskop/rated.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar